Sahabat ibrahkisah.com yang semoga dirahmati Allah. Pada kisah kali ini adalah berkaitan tentang salah satu hal yang menjadi penyebab paling cepat seseorang masuk surga atau mendekatkan diri kepada Allah. Ini menjadi salah satu kunci utama untuk mendapatkan ridho-Nya. Yaitu tentang sabar dan syukur.
Kisah ini berkaitan dengan seorang lelaki yang Allah uji dengan suatu penyakit pada zaman Nabi Yunus 'alaihissalam. Kisah ini diceritakan oleh Muhammad bin Muawiyah Al-Azraq ia berkata bahwa salah seorang gurunya pernah bercerita kepadanya :
Pada suatu ketika, Nabi Yunus 'alaihissalam bertemu dengan Malaikat Jibril 'alaihissalam. Pada pertemuan itu Nabi Yunus meminta kepada Jibril agar diperlihatkan kepadanya orang yang paling baik dan paling rajin ibadahnya. Ia berkata, "Wahai Jibril, tolong perlihatkan kepadaku orang yang paling baik dan paling rajin ibadahnya."
Akan tetapi bukannya ia dibawa kepada orang yang rajin ibadah malah dibawa kepada orang yang kedua tangannya putus dan kedua kakinya juga putus. Orang itu berkata, "Ya Allah, Engkau yang telah memberikan nikmat kedua tangan dan juga kaki ku, Engkau pula yang telah mencabutnya dari ku sekehendak-Mu". Lantas Nabi Yunus berkata kepada Jibril, "Wahai Jibril, apa ini? saya meminta diperlihatkan kepada orang yang paling baik dan paling rajin ibadahnya? saya ingin melihat orang yang rajin ibadah, puasa, dan sholatnya. Kenapa saya diperlihatkan kepada orang yang demikian?"
Jibril pun menjawab, "Dahulunya orang itu adalah orang yang sangat rajin beribadah. Rajin puasa dan juga sholat sebagaimana yang engkau maksudkan. Akan tetapi dengan keadaanya yang sekarang menjadi terbatas. Dan saya pun diperintahkan oleh Allah pada saat ini untuk mencabut penglihatannya"
Malaikat Jibril pun menunjuk dengan tangannya kepada orang itu. Maka seketika kedua mata orang itu pun meleleh (bak telor setengah matang). Sehingga ia pun menjadi tidak bisa melihat dengan matanya.
Orang itu pun berkata kembali "Ya Allah Engkau telah memberikan nikmat berupa mata ini sekehendak-Mu dan Engkau pula yang mencabut nikmat ini sekehendak-Mu, dan Engkau masih memberikan ku harapan kepada-Mu".
Lalu mereka berdua (Malaikat Jibril dan juga Nabi Yunus) 'alaihimassalam mendekati orang itu dan berkata, "Wahai tuan, maukah engkau berdo'a dan juga kami do'akan maka Allah akan mengembalikan kedua tanganmu, kedua kakimu, serta kedua matamu? Sehingga engkau bisa seperti dahulu lagi beribadah dengan sempurna?"
Orang itu pun menjawab, "Tidak!". Malaikat Jibril bertanya, "Wahai tuan, mengapa engkau tidak berkenan kami doakan, niscaya Allah akan kembalikan kenikmatanmu?"
Orang itu menjawab, "Tidak demi Allah! Kalaulah Allah lebih mencitai saya demikian, maka saya lebih suka demikian, saya lebih menyukai cinta-Nya daripada semuanya itu."
Melihat kejadian ini, lantas Nabi Yunus 'alaihissalam berkata, "Wahai Jibril, engkau benar, saya tidak pernah melihat orang yang lebih baik tingkatan ibadahnya melebihi daripada orang ini".
Malaikat Jibril menjawab, “Wahai Yunus, inilah jalan terbaik dan tercepat menuju kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, tidak ada yang lebih baik daripadanya.”
Ibrah Kisah :MaasyaAllah ini adalah kisah yang menakjubkan sekaligus mengetuk hati kita. Bahwa di antara jalan terbaik untuk meraih surga-Nya, meraih ridho-Nya adalah dengan cara bersabar. Apalagi dibarengi dengan sukur. Yang mestinya kita pada saat kondisi demikian kita bersabar, akan tetapi bahkan malah bisa bersyukur.
Tidak dipungkiri bahwa sabar dan syukur adalah menjadi karakter bagi orang yang beriman. Karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan perkaranya bagi seorang mukmin. Seluruhnya perkaranya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, kemudian ia bersyukur, maka menjadi baik baginya. Jika ia mendapatkan kesusahan, kemudian ia bersabar, maka itu pun menjadi baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)
Hal ini pun sangat nyata bagi kehidupan baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah sosok yang jika kita amati hidupnya banyakan ujiannya, banyakan sabarnya dibanding yang enak-enaknya, hampir seluruh hidup beliau dipenuhi dengan ujian. Pada titik ini mestinya sabar. Benar sudah pasti Nabi adalah penyabar. Akan tetapi ajaibnya bukan hanya sabar, tetapi bahkan beliau adalah orang yang sangat bersyukur. Perhatikan berikut ini.
Pada suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan sholat malam hingga kakinya bengkak-bengkak. Lalu ditanya sama istrinya Aisyah radhiyallahu 'anha. "Wahai Rasulullah bukankah engkau sudah diampuni dosa-dosamu yang dahulu dan yang akan datang (mengapa Anda masih susah-susah demikian?)". Lalu Rasulullah menjawab :
أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
"(Wahai 'Aisyah) apakah saya tidak boleh menjadi hamba yang bersukur?"
MaasyaAllah Nabi saja yang dosa-dosanya sudah diampuni ditambah lagi kehidupan beliau sudah penuh dengan ujian dan cobaan, beliau masih saja cita-cita tingginya menjadi hamba yang beryukur. Inilah jalan tercepat menuju Allah Swt.
MaasyaAllah, semoga kita termasuk hamba-hamba yang bersabar lagi bersyukur. Wallahu a'lam.