Kisah Serbuk Kayu Berubah Menjadi Gandum

gandum

Sahabat ibrahkisah.com, jujur pada kisah berikut ini sangat berkesan sekali bagi saya sebagai penulis secara pribadi ketika pertama kali saya membaca kisah ini. Saya membaca kisah ini sudah sejak lama, namun masih membekas dalam ingatan. Saya membaca kisah ini di buku 500 Kisah Orang Sholeh karya Imam Ibnul Jauzi rahimahullah.

Kisah tersebut sangat menakjubkan bagi saya. Betapa tidak, bagaimana mungkin ada serbuk kayu bisa berubah menjadi gandum? Mau tidak percaya tapi ini adalah kisah nyata. Dituliskan di dalam kitab para ulama yang bisa dibuktikan keotentikannya. Apalagi ditulis oleh seorang ulama besar sekaliber Imam Ibnul Jauzi rahimahullah.

Penasaran seperti apa kisahnya? Yuk kita simak bersama-sama.

Kisah ini diriwayatkan dari Atha, ia meriwayatkan dari Ayahnya, bahwa suatu ketika rumah Abu Muslim al-Khaulani sedang kehabisan bahan makanan. Kehabisan bahan makanan pokok yang saat itu salah satunya adalah gandum. Maka istrinya pun berkata kepada Abu Muslim al-Khaulani, "Wahai Abu Muslim, apakah kita tidak mempunyai gandum lagi?". Abu Muslim al-Khaulani menjawab, "Tidak, persediaan gandum kita sudah habis. Apakah kamu sudah tidak mempunyai sesuatu lagi?".

Istrinya menjawab, "Yang tersisa hanya tinggal satu dirham saja, tidak ada lagi selain itu, itu adalah hasil dari memintal benang (menjahit)." Abu Muslim menimpali, "Baiklah, tidak mengapa, sini berikan kepada saya, saya akan membelikan gandum ke pasar".

Lantas Abu Muslim pun pergi ke pasar menuju ke sebuah kios bahan makan untuk membeli gandum pesanan istrinya. Sesampainya Abu Muslim di sana ternyata ada seorang pengemis yang meminta-minta. Pengemis itu mendekati Abu Muslim dan hendak meminta sedekah kepadanya.

Mengetahui pengemis itu mendekat kepada Abu Muslim, maka Abu Muslim pun segera menghindar sebelum diminta, karena ia menyadari bahwa ia tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya satu dirham itu saja, yang itu pun hendak ia gunakan untuk membeli gandum. Abu Muslim menghindar dan pergi ke kios yang lain.

Ternyata, pengemis itu malah mengikuti Abu Muslim, sehingga ia pun kembali mencoba menghindari pengemis itu. Ia kembali menghindar dan pergi ke kios yang lainnya lagi. Dengan harapan pengemis itu sudah tidak mengikutinya lagi.

Akan tetapi, lagi-lagi pengemis itu masih tetap mengikutinya dan meminta sedekah kepadanya. Akhirnya dengan kondisi demikian, ia merasa tidak enak, akhirnya ia memberikan uang satu dirham tersebut kepada pengemis itu.

Setelah itu, ia kembali pulang dan membawa kantong gandum yang sedianya sudah dibawa dengan kosong. Karena perasaan tidak enak dibilang istrinya pulang namun tidak membawa apa-apa, maka ia pun mengisi kantong itu dengan serbuk kayu.

Kemudian ia mengetuk pintu rumahnya dengan perasaan takut dengan orang rumah. Setelah pintu itu dibukakan oleh istrinya, lantas ia pun segera meletakkan kantong tersebut dan langsung ia tinggal pergi.

Ketika waktu menjelang malam, Abu Muslim al-Khaulani pun kembali pulang ke rumahnya. Ia pun duduk di salah satu ruangan. Tiba-tiba, istrinya menyuguhkan adonan roti hawari yang masih hangat di depannya. Abu Muslim pun heran, ia bertanya kepada istrinya, "Wahai istriku, darimana engkau mendapatkan adonan roti ini?". Istrinya menjawab, "Wahai Abu Muslim, ya tentu saja dari gandum yang engkau beli tadi".

Mendengar jawaban istrinya. Abu Muslim al-Khaulani pun kaget dan menangis. Kemudian ia pun menyantap makanan adonan roti tersebut.

Ibrah Kisah :

MaasyaAllah, sungguh kisah yang sangat ajaib sekaligus menakjubkan. Ini menunjukkan salah satu keistimewaan bersedekah. Bahwa siapapun yang bersedekah maka sejatinya tidak akan ada yang hilang ataupun berkurang dari hartanya yang disedekahkan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

«ما نقصت صدقةٌ من مال»

"Tidaklah akan berkurang harta yang disedekahkan" (Hadits no. 1388 di dalam kitab عُقودُ الزَّبَرْجَدِ على مُسْند الإِمَام أَحْمد karya Jalaluddin as-Suyuthi).

Semoga kisah tersebut menginspirasi kita untuk senantiasa bersedekah. Karena sejatinya siapapun yang bersedekah maka tidak ada yang berkurang sedikit pun dari harta kita. Justru sebaliknya, malah bertambah harta kita karena balasan dari Allah Subhanahu wa ta'ala berlipat ganda. Bahkan ditambah lagi, karena dengan hal itu kita menjadi "orang yang mulia".

Sebagaimana yang terjadi pada kisah tersebut. Sampai Allah menurunkan karomah untuknya karena ia bersedekah. Merubah serbuk kayu menjadi gandum. Wallahu a'lam bisshowab.

Reference : al-Hikayat min Qoshoshi as-Sholihin wa an-Nawadiri az-Zahidin. Halaman 166-167, Cetakan Pustaka Al-Kautsar.

Sibyan

Hai sahabat! Saya adalah penulis di ibrahkisah.com. Semoga apa yang kami tuliskan bermanfaat. facebook x youtube instagram

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال