Bertaubat adalah hal sangat mulia. Di dalam Islam orang yang bertaubat sangat dijunjung tinggi dan dimuliakan. Allah memuliakan orang-orang yang bertaubat. Sebagaimana disitir dalam Firman-Nya, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS. al-Baqarah : 222). Kemuliaan ini bukan hanya ada pada umat ini saja, akan tetapi sudah ada sejak dari zaman dahulu.
Sebagaimana yang akan kami ceritakan dalam kisah berikut ini. Kisah ini terjadi pada masa Bani Israil. Kisah ini diriwayatkan dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari Ayahnya. Ia berkata :
Pada zaman dahulu, pada masa Bani Israil terdapat seorang ahli ibadah ('Abid). Ia sehari-harinya hidup dan tinggal di dalam sebuah tempat ibadah (Biara). Ia adalah sosok yang rajin dan taat beribadah. Ia setiap hari menghambakan dirinya di dalam biara.
Namun, pada suatu ketika, ia sempat melongokkan pandangannya ke bagian luar dari biara. Ternyata ia melihat di luar sana terdapat seorang perempuan Bani Israil yang sangat cantik. Maka ia pun jatuh cinta padanya. Hatinya tergoda akan kecantikan wanita tersebut. Hingga muncul hawa nafsunya dan ingin berbuat maksiat dengan perempuan tersebut.
Akhirnya ia pun ingin melaksanakan niat maksiatnya tersebut. Di saat ia baru saja melangkahkan kakinya keluar dari dalam biara, dan baru satu kaki saja yang keluar, sementara kaki yang lain masih ada di dalam biara, Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan taufik kepadanya. Sehingga dengan hal itu ia tersadar. Ia bergumam dalam hatinya, "Astagfirullah, apa yang akan saya lakukan ini?". Akhirnya ia pun tersadar dari perbuatannya dan mengurungkan niatnya. Ia pun menyesali apa yang hendak ia perbuat.
Ketika ia hendak memasukkan kembali salah satu kakinya ke dalam biara, ia bergumam dalam hati, "Ah tidak, itu tidak akan terjadi, sesuatu yang sudah bermaksiat kepada Allah tidak akan ikut bersamaku kembali, itu tidak akan terjadi selamanya, aku tidak mau sesuatu yang sudah berbuat maksiat bersamaku lagi".
Akhirnya, ia pun membiarkan kakinya itu tetap menggelantung di luar biara. Ia biarkan kakinya terkena hujan, angin, sinar matahari, dan salju, bahkan hingga kaki itu rusak, busuk, dan akhirnya terlepas dan jatuh. Karena hal ini, Allah Subhanahu wa ta'ala memberinya balasan (pahala) atas hal itu. Lalu Allah menurunkannya dalam sebuah kitab, “Dzu Ar-Rijl” yang berarti "si pemilik kaki", sebagai pujian baginya. (Kalau di dalam Islam hal ini semacam nama surat atau ayat dalam al-Quran -- penulis). Wallahu a'lam
Ibrah Kisah :MaasyaAllah kisah yang ringkas ini memberikan pelajaran mahal bagi kita semua. Bahwa bertobat adalah merupakan sebuah kemuliaan. Jangan ragu untuk segera bertaubat. Bahkan, bertaubat merupakan sebuah keharusan bagi kita seorang yang beriman. Karena sudah pasti seorang manusia itu pasti mempunyai kesalahan, tidak bisa luput dari sebuah kesalahan.
Hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang hal ini. Beliau bersabda,
كلُّ بني آدم خطاءٌ وخيرُ الخطائين التوابُون
"Setiap Bani Adam (manusia) pasti mempunyai kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertobat". (HR Tirmidzi no. 2499)
Semua kita pasti salah. Karenanya sudah semestinya kita bertobat memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dengan bertobat kita akan diampuni dosa-dosa kita. Allah akan gugurkan dosa-dosa kita. Itulah janji Allah, bahwa Allah akan mengampuni dosa semuanya, sebesar apapun dosa itu. Ingat sebesar apapun dosa itu pasti Allah akan ampuni selama ia mau bertobat.
Selain dihapuskan dosa-dosanya ia juga akan mendapatkan pahala bertobat, bahkan Allah berfirman sebagaimana yang sudah kami nukilkan di atas, bahwa, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS. al-Baqarah : 222).
MaasyaAllah, bukan hanya diampuni dosanya tetapi bahkan dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala Sang Pencipta alam semesta. Kisah ini juga senada dengan kisah yang sudah kami tuliskan sebelumnya bisa di lihat di sini : Kisah Penjual Daging Yang Bertaubat .
Semoga kita tergolong sebagai orang-orang yang senang bertaubat, mensucikan diri, dan semoga kita terhindar dari kemaksiatan. Barakallahu fiikum jami'an.