Berikut ini adalah kisah seorang ulama dari Kuffah yang bernama Abu Bakar bin Iyasy. Ia adalah sosok ulama yang zuhud dan berbudi pekerti yang sangat baik. Bukti dari kezuhudannya adalah dia tinggal di rumah yang gelap karena kurangnya penerangan. Mangkoknya saja terbuat dari tanah liat. Tidak sebagaimana orang-orang yang lainnya, rumahnya penuh dengan penerangan dan hidup dalam gemerlap kemewahan.
Bagaimana tidak menjadi orang pilihan dari berbagai bidang, karena gurunya saja adalah seorang 'alim besar yaitu al-A'masy rahimahullah. Abu Bakar juga belajar dari ulama-ulama yang lainnya yang sezaman dengannya.
Abu Bakar bin Iyasy meninggal dunia di kota Kuffah pada bulan Jumadil Ula tahun 173 Hijriyah. Ia meninggal dalam usia 93 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa ia meninggal dunia pada usia 96 tahun.
Kalimat-kalimatnya penuh dengan hikmah. Di antara nukilan dari kalimat beliau adalah sebagaimana yang diriwayatkan dari Ahmad bin Nashr, dia berkata, aku mendengar Ibrahim bin Rustam berkata, aku mendengar Abu Bakar bin Iyasy berkata "Barangsiapa yang tidak menuntut ilmu, maka sesungguhnya ia tidak dikaruniai akal".
Abu Bakar bin Iyasy adalah sosok yang sangat rajin beribadah. Diriwayatkan dari al-Husain bin Idris, dia berkata, Ibnu Ammar mengatakan, aku mendengar Abu Bakar bin Iyasy berkata "Aku telah berpuasa sebanyak 80 kali ramadhan".
Diriwayatkan juga bahwa, "Abu Bakar bin Iyasy melakukan sholat malam dengan memakai baju bulu, celana panjang, dan menggunakan tongkat yang ia letakkan di dadanya. Dengan tongkat itu ia bersandar ketika sholat saat ia sudah memulai dengan takbir. Dia menghidupkan malamnya dengan ibadah". Begitulah beliau gemar menghidupkan malamnya dengan ibadah. Bahkan dikatakan bahwa, "Dia tidak pernah meletakkan lambungnya (yakni tidur malam) selama 40 tahun".
Selain kegemarannya dengan menghidupkan malam, ia juga termasuk sosok yang gemar membaca al-Quran bahkan sering menghakhatamkan al-Quran hanya dalam waktu sehari semalam. Berikut kalimat beliau sendiri, "Sejak 60 tahun silam, aku selalu mengkhatamkan al-Quran sehari semalam satu kali khataman".
MaasyaAllah, beliau adalah ahli Quran yang tidak pernah absen dari al-Quran sehari-harinya. Dan hal itu dibuktikan selama bertahun-tahun. Sehingga dikatakan ia telah mengkhatamkan al-Quran sebanyak ribuan kali dalam hidupnya.
Diriwayatkan dari Yazid bin Harun, bahwa di saat kematian hendak menghampiri Abu Bakar bin Iyasy, maka saudara perempuanya menangisi beliau, maka Abu Bakar pun bertanya, "Wahai saudari ku, mengapa engkau menangis? Apa yang membuatmu sedih? Apakah engkau tidak melihat kepada pojokan kamar itu? Saudaramu telah mengkhatamkan al-Quran di pojok itu sebanyak 18.000 kali".
Ibrah Kisah :MaasyaAllah inilah secuil kisah dari kehidupan seorang ulama yang luar biasa. Salah satunya adalah tentang kecintaanya yang luar biasa dengan al-Quran. Beliau biasa mengkhatam al-Quran setiap hari selama 60 tahun. Bahkan beliau sendiri katakan bahwa selama beliau hidup maka beliau sudah mengkhatamkan al-Quran sebanyak 18.000 kali! MaasyaAllah.
Banyak hal yang bisa kita ambil pelajarannya dari hal ini. Salah satunya adalah tentang kedisiplinan. Bukan perkara yang mudah untuk mengkhatamkan al-Quran dalam sehari.
Mengkhatamkan al-Quran sehari saja sudah menjadi tantangan tersendiri, apalagi harus disiplin dan istiqomah bisa mengkhatamkan al-Quran setiap hari selama 60 tahun tidak pernah absen sedikitpun. Saya (penulis) pribadi tidak bisa terbayangkan akan akan hal itu.
Belum lagi beliau juga merupakan manusia biasa. Ada banyak hal yang harus beliau lakukan sebagaimana manusia lainnya. Akan tetapi hal ini semuanya beliau bisa lewati dengan baik. Pasti di balik itu juga ada kedisiplinan dan pengaturan waktu yang sangat ketat. Serta terdapat keistiqomahan yang luar biasa.
Yang beliau lakukan sungguh sangat luar biasa. Tentu ini semua jika diniatkan dengan ikhlas pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt. Inilah salah satu kabar bahwa beliau telah mendapatkan balasannya :
Diriwayatkan dari al-Haitsam bin al-Kharijah, ia berkata, "Aku bermimpi bertemu dengan Abu Bakar bin Iyasy. Dari telapak kakinya tercium khamr. Aku berkata kepadanya, "Wahai Abu Bakar mengapa engkau tidak mengundang kami (makan-makan), padahal kan selama ini engkau adalah sosok yang suka berbagi makanan".
Abu Bakar bin Iyasy menjawab, "Wahai Husyaim, ini adalah makanan dan minuman penghuni surga, yang tidak boleh dimakan oleh penduduk (selagi) di dunia". Aku bertanya lagi, "Lalu bagaimana caranya engkau mendapatkan ini semua?". Abu Bakar menjawab, "Engkau bertanya kepadaku tentang makanan ini dari mana aku dapatkan, padahal selama 86 tahun aku telah mengkhatamkan al-Quran setiap malam satu kali khataman".
Itulah kabar gembira dari hasil yang telah ia raih dari usahanya ketika di dunia. Wallahu a'lam bisshowab.