Kisah Tentang Allah ar-Rahman

Gambar Allah

Allah mempunyai 99 nama yang baik (Asma'ul Husna). Di antara nama-Nya yang agung adalah "Ar-Rahman" yang artinya adalah Yang Maha Pengasih. Nama Ar-Rahman adalah nama yang istimewa. Bahkan dikatakan oleh para ulama sebagai nama kedua setelah Allah 'Azza wa Jalla.

Karenanya ketika kita berdoa kita dianjurkan untuk memanggil-Nya dengan nama Ar-Rahman. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam al-Quran surah al-Isra ayat 110 :

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah ‘Allah’ atau serulah ‘Ar-Raḥmān’! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaulhusna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) salatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!”

Berkaitan dengan penyebutan nama Allah dengan Ar-Rahman, hal itu pernah dilakukan oleh sahabat mulia Zaid bin Haritsah radhiyallahu 'anhu ketika beliau keluar dari Makkah menuju ke kota Thaif bersama seorang munafik. Berikut kisahnya :

Diriwayatkan bahwa Zaid bin Haritsah bersama dengan seorang munafik keluar dari kota Makkah menuju kota Thaif. Maka sampailah mereka berdua di sebuah tempat (rumah) yang sudah rusak. Maka berkatalah orang munafik, "Marilah kita istirahat sejenak di sini". Maka keduanya masuk ke rumah itu dan tidur (beristirahat).

Setelah Zaid tertidur, orang munafik itu mengikat Zaid (saat terlelap) dan hendak membunuhnya. Maka Zaid terbangun dan berkata, "Mengapa engkau mau membunuhku?". Orang munafiq itu berkata, "Karena Muhammad mencintaimu sehingga aku membencinya". Maka Zaid berkata, "Ya, Rahmaan tolonglah aku!".

Maka tiba-tiba orang munafik itu mendengar suara dari kejauhan, "Celaka engkau jangan bunuh dia!". Maka orang munafik itu keluar melihat-lihat (mengecek keadaan) dan tidak melihat seorang pun". Maka ia kembali (masuk) dan hendak membunuh Zaid kembali. Maka orang munafik itu mendengar kembali suara yang lebih dekat, "(Celaka) engkau jangan bunuh dia!". Maka orang munafik itu keluar dan melihat kembali ternyata tidak ada seorang pun. Kemudian ia kembali masuk yang ketiga kalinya dan hendak membunuh Zaid. Maka orang munafik itu mendengar suara yang dekat, "(Celaka) engkau jangan bunuh dia". Maka orang munafik itu keluar, maka ia melihat kesatria penunggang kuda yang memegang tombak. Maka dibunuhlah orang munafik itu dengan satu kali tombakan oleh kesatria itu

Kemudian sang penunggang kuda masuk ke rumah dan melepaskan ikatan Zaid dan berkata, "Tidakkah engkau ketahui siapa aku? Aku adalah Jibril, ketika engkau berdoa, aku sedang berada di langit ke tujuh, maka Allah berfirman kepadaku, 'Wahai Jibril, tolonglah hambaku itu', dan pada (doa) kali kedua aku sedang berada di langit kedua, dan pada (doa) kali ketiga aku sudah sampai pada orang munafik itu."

Ibrah Kisah :

MaasyaAllah, dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa sungguh sangat istimewa di balik nama Ar-Rahman ada sifat Allah Yang Maha Penyayang. Tentu hal ini sesuai dengan maknanya, Allah Maha Penyayang. Apalagi terhadap hamba-Nya yang sholeh semisal Zaid bin Haritsah. Ditambah lagi hamba-Nya sedang dalam keadaan teraniaya. Bagaimana mungkin Allah tidak tergerak untuk menolong sedangkan sifat-Nya Maha Ar-Rahman?

Dari kisah tersebut juga kita dapati keistimewaan tersendiri tentang penyebutan nama Ar-Rahman. Yang jelas inilah yang juga diperintahkan oleh Allah dalam surah al-Isra ayat 110 untuk berdoa dengan menyebut nama-Nya Ar-Rahman. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita juga mengamalkan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala terkait hal ini. Semoga kita semua diberikan rahmat-Nya. Wallahu a'lam.

Referensi : Mafatihul Ghaib. Juz 1 hal. 154
Image by pinnacleanimates on Freepik

Sibyan

Hai sahabat! Saya adalah penulis di ibrahkisah.com. Semoga apa yang kami tuliskan bermanfaat. facebook x youtube instagram

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال