Inilah cuplikan kisah yang pernah terjadi pada masa Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alaihimassalam. Kisah ini berkaitan dengan salah satu makhluk Allah yang kecil dan imut. Makhluk ini mungkin sering diabaikan keberadaannya oleh manusia dan sering dianggap remeh. Padahal bisa jadi dia mempunyai manfaat yang sangat besar.
Ya, makhluk kecil itu adalah seekor semut. Kisah ini mungkin cukup terkenal, tapi ada sisi lain yang jarang manusia sentuh. Karenanya saya angkat kisah ini dan akan saya utarakan di bagian ibrah kisah. Kisah ini dinukilkan di dalam kitab Mafaatihul Ghaib karya Imam Fakhruddin ar-Razi. Berikut kisahnya …
As-Suddi berkata, “Pada masa Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alaihimassalam pernah terjadi kekeringan, maka manusia berbondong-bondong datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata, ‘Ya Nabiyallah, kalaulah seandainya engkau keluar bersama kami untuk melakukan shalat istisqa’ (yakni, sholat meminta hujan).' Maka akhirnya mereka pun keluar dan hendak melaksanakan sholat istisqa.
Ketika mereka sudah bersiap keluar hendak melaksanakan sholat istisqa’, tiba-tiba ada seekor semut yang berdiri di atas kedua kakinya, lantas ia membentangkan kedua tangannya dan berdoa, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah salah satu di antara makhluk ciptaanMu, dan aku senantiasa membutuhkan pertolonganMu’”.
As-Suddi berkata, “Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan hujan kepada mereka. Maka berkatalah Nabi Sulaiman ‘alaihissalam kepada mereka, ‘Wahai kalian pulanglah, karena sungguh telah diijabah untuk kalian lantaran doa dari selain kalian (yakni dari semut – pent.)’”.
Ibrah Kisah :MaasyaAllah, ini adalah cuplikan kisah yang sangat menakjubkan. Dari hal ini kita dapatkan pelajaran bahwa seringkali kita mengabaikan dan meremehkan sesuatu padahal kita tidak tau ternyata sesuatu yang kita anggap remeh ternyata darinyalah kebaikan yang sangat besar itu hadir. Sebagaimana di dalam kisah tersebut.
Betapa manusia sudah menderita kesusahan karena kekurangan air. Bisa kita bayangkan sendiri jika memang kekurangan air, untuk minum susah, untuk sanitasi juga susah, bahkan lama kelamaan tanaman pun akan mati karena kekeringan. Alhasil, stok makanan pun kian menipis bahkan habis jika tidak kunjung turun hujan.
Akhirnya mereka menemui Nabi mereka untuk mengajaknya sholat istisqo’ dengan harapan supaya diturunkan hujan. Yang ternyata justru Allah ijabah (kabulkan) dari sesuatu yang seringkali baik sengaja atau tidak sengaja makhluk yang kita tindas, yaitu semut.
Di sinilah arti pentingnya kita untuk menghargai makhluk lain, serendah apapun itu pasti ada hikmah dan kebaikan di balik penciptaan itu. Belajarlah menghargai orang lain. Wallahu a’lam bisshowab.