Kisah Penjual Daging Yang Bertaubat

menangis

Berikut ini adalah sebuah kisah tentang betapa mulianya tobat. Bertobat merupakan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah memerintahkan kita untuk bertobat, sebagaimana Allah berfiman :

Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
— QS. at-Tahrim : 8

Kisah ini diceritakan oleh Bakar bin Abdillah Al-Muzanni, ia berkata : bahwa ada seorang lelaki penjual daging yang senang dan jatuh cinta kepada seorang budak perempuan cantik milik tetangganya. Pada suatu hari sang majikan menyuruh perempuan itu pergi ke luar untuk suatu keperluan. Sang majikan menyuruhnya pergi menuju ke sebuah kampung yang cukup jauh.

Ternyata kabar ini diketahui oleh lelaki si penjual daging. Maka si penjual daging pun mengikutinya. Ia kemudian membujuk dan merayu kepada budak perempuan itu untuk berzina. Akan tetapi budak perempuan itu menolak dengan tegas, seraya berkata, "Jangan engkau lakukan hal itu! Sungguh sebetulnya saya lebih mencintaimu dibanding engkau mencintaiku, akan tetapi saya takut kepada Allah Subhanahu wa ta'ala".

Lalu sang lelaki penjual daging itu pun berfikir. Ia merenungkan kata-kata dari budak perempuan tersebut "Akan tetapi aku takut kepada Allah". Maka lelaki itu pun juga merasa tersentak hatinya. Sehingga ia mengatakan kepada budak perempuan itu, "Apakah engkau kira saya juga tidak takut kepada Allah?! Benar, hal ini tidak boleh terjadi!".

Lelaki penjual daging itu pun mengurungkan niatnya untuk berzina, dan ia pun kembali pulang menunju ke kampungnya. Di tengah perjalanan pulang, lelaki penjual daging itu kehabisan bekal dan kehabisan air minum. Sehingga ia merasakan kehausan yang teramat sangat. Sehingga seakan-akan rasa hausnya memutus lehernya.

Di saat kondisinya demikian, lewatlah salah seorang utusan Nabi Bani Israil. Lalu ia bertanya kepada lelaki penjual daging, "Ada apa denganmu wahai pemuda?". Maka lelaki penjual daging menjawab, "Saya kehabisan air minum sehingga saya kehausan". Lalu sang utusan berkata, "Baiklah, marilah kita berdo'a kepada Allah supaya kita dinaungi awan hingga kita sampai di kampung".

Lelaki penjual daging menjawab, "Saya tidak punya amalan apa-apa yang bisa saya jadikan sebagai wasilah (perantara) untuk berdoa. Saya ini orang yang banyak berbuat maksiat dan penuh dosa". Sang utusan berkata, "Jika begitu saya yang akan berdoa dan Anda yang mengamininya". Lantas sang utusan pun berdoa sementara lelaki penjual daging itu mengaminkan doanya. Ternyata benarlah Allah Subhanahu wa ta'ala kirimkan awan untuk menaungi mereka berdua hingga mereka sampai di perkampungan.

Setelah mereka berdua sampai di kampung, maka berpisahlah mereka berdua. Sang utusan Nabi Bani Israil pergi untuk suatu keperluannya dan lelaki penjual daging pun hendak kembali ke kiosnya. Namun, anehnya justru awan itu terus saja menaungi lelaki si penjual daging. Sang utusan itu pun terheran-heran dengan kejadian ini. Lalu ia balik ke lelaki penjual daging itu dan berkata, "Tadinya katanya engkau tidak mempunyai amalan apa-apa yang bisa dijadikan sebagai perantara untuk berdoa? Sehingga saya yang berdoa dan engkau yang mengamininya. Sehingga dikirimkan awan untuk menaungi kita berdua. Akan tetapi kenapa justru awan itu tetap masih mengikutimu? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Lalu si penjual daging pun menceritakan tentang kisahnya bersama dengan budak perempun itu. Sang utusan berkata setelah mendengarkan ceritanya, "Sesungguhnya, orang yang bertobat kepada Allah memiliki suatu posisi yang tidak ada satu pun orang yang menyamainya".

Ibrah Kisah :

MaasyaAllah, ini adalah kisah yang menakjubkan yang bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi kita semuanya. Kisah ini mengajarkan kepada kita akan keistimewaan orang yang bertobat. Orang yang bertobat mempunyai kedudukan tersendiri di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Hal ini sudah jelas, karena Allah Subhanahu wa ta'ala mencintai orang-orang yang bertobat.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri."
— QS. al-Baqarah : 222

Kisah ini memotivasi kita untuk senantiasa bertobat dari segala macam keburukan dan kemaksiatan. Apalagi kita sebagai manusia yang pasti mempunyai kesalahan. Tidak ada manusia yang bisa luput dari kekhilafan dan kesalahan. Karenanya baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap anak Adam (manusia) pasti mempunyai kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertobat." (HR Tirmidzi no. 2499).

Reference : al-Hikayat min Qoshoshi as-Sholihin wa an-Nawadiri az-Zahidin. Halaman 201-202, Cetakan Pustaka Al-Kautsar.
Image by StockSnap from Pixabay

Sibyan

Hai sahabat! Saya adalah penulis di ibrahkisah.com. Semoga apa yang kami tuliskan bermanfaat. facebook x youtube instagram

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال